Bentuk pemikiran manusia Seperti telah dipelajari di depan bahwa Logika adalah adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Berdasarkan terminologi tersebut maka perlu dipahami apa berpikir itu dan apa sajakah bentuk – bentuk pemikiran manusia. Di depan juga telah dipelajari apa itu logika dan bahasa. Pada pembahasan sebelumnya telah dikenalkan apa itu is dan luas pengertia, term, definisi dan klasifikasi. Pada bab ini mulai diperkenalkan tentang pemikiran manusia dan inilah sebetulnya inti yang dipelajari dalam logika
Bentuk pemikiran manusia mulai dari yang paling dasar adalah pengertian atau konsep (conceptus;concept), proposisi atau penyataan (proposition/statement) dan yang terakhir adalah penalaran (ratiocinium; reasoning).
Pada dasarnya tidak ada proposisi tanpa pengertian/konsep dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Ketiganya adalah bentuk pemikiran manusia yang saling terkait dan harus dipahami bersama – sama..Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga bentuk pemikiran tersebut.
1.PENGERTIAN/KONSEP
Sering kita menggunakan kata..”Saya ngerti…” kita mengerti tentang sesuatu atau “ Konsep saya tenga hal itu adalah…”. Inilah dasar dari bentuk pemikiran manusia. Tahapan manusia yang paling awal adalah mengerti tentang sesuatu yang berarti memiliki konsep tentang sesuatu. Inilah yang akan dibahas dalam bagian ini.
Pengertian sebagai bentuk dari aktifitas pikiran terbentuk bersamaan dengan aktifitas indra. Tepat atau tidaknya pengertian tergantung dari tepatnya pengamatan. Sebagai contoh, kita melihat ada botol berwarna putih bening. Pada awalnya tentu kita belum punya pengertian apa – apa tentang hal tersebut kecuali sebuah botol putih bening. Untuk mengetahui benda itu lebih spesifik maka akan dilakuakn pengamatan lebih seksama misalnya dengan memegang botol tersebut, membacanya kalau-kalau akan ada petunjuk apa sebenarnya benda itu. Jika ternyata petunjuk tidak ada maka pengamatan terus dilanjutkan. Botol dibuka lalu dibaui, apa itu. Jika ternyata dengan cara dibaui juga belum terbentuk pengertiaan apa pun itu, dan kita tidak merasa bahaya maka akan coba untuk dicicipi. Ternyata … manis … manisnya pun kita kenal karena kita sudah pernah punya pengalaman dengan rasa seperti itu … oh ternyata air gula.
Dari contoh tersebut tampak bagaimana sebuah pengertian terbentuk yaitu bersamaan dengan aktifitas indra terjadilah aktifitas pikiran yaitu terbentuknya pengertian tentang ini atau itu. Sekali indera mengobservasi, terbentuklah pengertian yang bagi pikiran merupakan data dalam proses berpikir lebih lanjut. Karena berasal dari pengalaman maka pengertian itu disebut sebagai data empirik. Juga disebut sebagai data psikologik karena terbentuk melalui proses psikologik yaitu pengalaman indera.
Pengertian adalah sesuatu yang abstrak. Contoh di atas air gula adalah sesuatu yang abstrak. Pihak lain tidak akan mengetahui apapun jika tidak diucapkan atau diverbalkan. Untuk menunjukkan sebuah pengertian dapat digunakan lambang yaitu bahasa. Di dalam bahasa pengertian dilambangkan berupa kata . Kata sebagai fungsi pengertian disebut dengan term
Bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian adalah proposisi. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi
Dalam proses pembentukan proposisi ini terjadi dua hal. Atau dapat dikatakan bahwa syarat terbentuknya proposisi mencakup dua hal yaitu:
1.
Ada terjadi pengertian yang menerangkan
pengertian yang lain atau ada pengertian yang diingkari tentang pengertian
lain.
Contoh Lemari itu besar. Kata besar
menerangkan tentang lemari Pengertian yang menerangkan itu disebut dengan
predikat. Sedangkan pengertian yang diterangkan disebut subyek. Predikat
biasanya disingkat dengan P dan Subyek disingkat dengan S, dan kata itu atau fungsi
menerangkan diberi tanda = maka proposisi itu dapat ditulis menjadi S=P. Hasil
dari perangkaian ini adalah proposisi positif. Kalau dalam proses perangkaian
itu terjadi pengingkaran maka proposisi yang P. Hasilnya adalah proposisi
negatif.¹terbentuk menjadi S
Di sinlah keunikan kalimat dalam
logika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa
Indonesia kita mengenal ada subyek, predikat, objek bahkan keterangan, di dalam
logika tidak. Yang ada di dalam logika sepanjang apapun kalimat itu yang ada
hanyalah subyek dan predikat. Ini adalah konsekuensi dari syarat terbentuknya
proposisi yang sedang kita bicarakan ini.
2.Proses pembentukan
yang kedua adalah jika terjadi pembentukan
proposisi sekaligus terjadi pengakuan bahwa lemari itu memang besar adanya atau
bahwa lemari itu tidak besar. Maka tampak di sini bahwa dalam proposisi
mengandung benar dan salah sementara dalam pengertian tidak. Yang dinyatakan
dalam proposisi tersebut adalah fakta yaitu pengamatan yang dapat diverifikasi
atau diuji kecocokannya secara empirik dengan menggunakan indera.
Bagi pikiran, fakta merupakan data
empirik yang tinggal diterima saja. Benar tidaknya tergantung dari tepat atau
tidaknya cara dan alat yang digunakan untuk mengamati. Karena proposisi ini
didasarkan pada observasi empirik maka proposisi ini disebut sebagai proposisi
empirik.
Di samping proposisi empirik ada juga
proposisi yang sifat benar atau salahnya dapat dicocokkan langsung, tampak pada
pikiran dan oleh karenanya itu harus diterima. Proposisi yang demikian ini
disebut dengan proposisi mutlak. Proposisi seperti ini jelas dengan sendirinya
(self evident). Contoh proposisi mutlak adalah Air jatuh selalu dari tempat
yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. .
Dalam proposisi predikat selalu
dihubungkan dengan subyek Jika hubungan tersebut bergantung pada syarat yang
harus dipenuhi maka proposisi tersebut disebut dengan proposisi hipotetis. Jika
hubungan antar predikat dan subyek itu adalah hubungan yang tanpa syarat maka
proposisi itu disebut dengan proposisi kategorik.
Seperti halnya pengertian, proposisi
juga abstrak, untuk menyatakannya dalam bahasa berupa kalimat. Lambang dari
proposisi merupakan kalimat berita dan hanya kalimat beritalah di antara
kalimat yang lain (tanya maupun perintah) yang merupakan lambang dari
proposisi. Kalimat tanya bukan merupakan lambang dari proposisi karena dalam
kalimat tanya hubungan antara subyek dan predikat masih dicari, sedangkan dalam
kalimat perintah hubungan antara subyek dan predikat adalah dipaksakan harus ada.
Padahal seperti telah diketahui bahwa inti dari proposisi adalah adanya
hubungan atau kaitan antara subyek dan predikat.
Proposisi merupakan unit terkecil
dalam pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Proposisi masih dapat
dianalisis lagi menjadi kata – kata karena seperti kita ketahui syarat bagi
terbentuknya sebuah proposisi jika ditilik dari prosesnya adalah jika terjadi
perangkaian konsep yang berfungsi menerangkan atau mengingkari konsep yang
lainnya. Dalam logika dikenal ada 2 macam proposisi menurut sumbernya yaitu
proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah proposisi
yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.
Contoh Manusia adalah mahkluk hidup Kursi adalah benda mati Jika dilihat dari contoh
tampak bahwa predikat pada proposisi analitik tidak mendatang pengetahuan baru
karena pengertiannya sudah terkansung pada subyeknya. Proposisi ini disebut
dengan proposisi a priori Proposisi yang kedua adalah proposisi sintetik yaitu
proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan
bagi subyeknya.
Contoh Dian adalah pemain film yang
berbakat Predikatnya merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui
pengalaman. Proposisi ini merupakan lukisan dari kenyataan empirik dan untuk
menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai atau tidaknya dari kenyataan
empiriknya.Proposisi ini disebut proposisi a posteriori
Selain itu, berdasarkan bentuknya ada 3 macam yaitu proposisi
kategorik, proposisi disjungtif dan Proposisi Hipotetik. Dari ketiga proposisi
tersebut yang akan digunakan dalam penalaran baik langsung ataupun tidak
langsung dalam perkuliahan ini adalah hanya proposisi kategorik saja
1.
Elemen contoh 2
2.
Elemen contoh 33.2.1 PENAMAAN PROPOSISI KATEGORIK
Proposisi kategorik adalah proposisi
yang mengandung per¬nyataan tanpa adanya syarat. Proposisi kategorik yang
paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat, satu kopula
dan satu quantifier. Subyek, sebagaimana kita ketahui, adalah term yang
men¬jadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek.
Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term
predikat. Quantifier adalah kata yang menun¬jukkan banyaknya satuan yang diikat
oleh term subyek. Quant(fier ada kalanya menunjuk kepada permasalahan
uni¬versal, seperti kata: seluruh, semua, segenap, setiap, tidak satu pun; ada
kalanya menunjuk kepada permasalahan partikular, seperti: sebagian, kebanyakan,
beberapa, tidak semua, sebagian besar, hampir seluruh, rata-rata, [salah] seorang
di antara ...; [salah] sebuah di antara ...; ada kalanya menunjuk kepada
permasalahan singular, tetapi untuk permasalahan singular biasa¬nya quant(fier
tidak dinyatakan. Apabila quantifler suatu proposisi menunjuk kepada
perma¬salahan universal maka proposisi itu disebut proposisi universal; apabila
menunjuk kepada permasalahan partikular disebut propo¬sisi partikular, dan
apabila menunjuk kepada permasaiahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu
proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi
tersebut tidak mengandung pengertian banyaknya satuan yang diikatnya. Dalam
keadaan apapun subyek selalu mengandung jumlah satuan yang diikat. Lalu
bagaimana menentukan kuantitas dari proposisi yang tidak dinyatakan
quantifier-nya. Kita dapat mengetahui lewat hubungan pengertian antara subyek
dan predi¬katnya.
Kopula, adalah kata yang mene¬gaskan
hubungan term subyek dan term predikat baik hubungan mengiakan maupun hubungan
mengingkari. Bila ia berupa ‘ada¬lah’ berarti mengiakan dan bila berupa ‘tidak,
bukan atau tak’ berarti mengingkari. Kopula menentukan kualitas proposisinya.
Bila ia mengia¬ kan, proposisinya disebut proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif. Kopula dalam proposisi positif
kadang-kadang dinyatakan dan kadang-kadang tidak (tersembunyi). Kopula pada
proposisi negatif tidak rnungkin disembunyi¬kan, karena bila demikian berarti
mengiakan hubungan antara term subyek dan predikatnya.
Dengan quantifier dapat kita ketahui
kuantitas proposisi tertentu, apakah universal, partikular ataukah singular,
dan de¬ngan kopula bisa kita ketahui kualitas proposisi itu apakah positif
ataukah negatif. Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka
kita kenal enam macam proposisi, yaitu: a. Universal positif, b. Partikular
positif, c. Singular positif, d. Universal negatif, e. Partikular negatif, f.
Singular negatif, Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan
subyek dan predikat secara keseluruhan, dalarn Logika dilam¬bangkan dengan
huruf A. Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan subyek dan
predikat sebagian saja dilam¬hangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif
karena kopula¬nya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan maka
juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf Adan I masing masing sebagai lambang
proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup
pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya
mengingkari hubung¬an subyek dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika
dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopu¬Ianya
mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan
huruf
Categories: